Badan Otonom Economica: Merpati Muda

Badan Otonom Economica: Merpati Muda

Badan Otonom Economica. Sebuah organisasi jurnalistik-keilmuan, salah satu organisasi tertua di FEB UI. Tidak ada rencana di awal untuk ikut menjadi bagian dari organisasi ini, namun saat ini aku tidak bisa melihat diriku menjadi mahasiswa FEB UI dan tidak menjadi anggota BOE. 

Awal-awal merpati muda

Semua berawal dari ajakan Regina saat berbincang tentang rencana organisasi yang ingin diikuti, BOE merupakan pilihan kedua sebagai organisasi yang ingin dijadikan rumah selama berada di FEB UI. Karena pilihan pertamaku di Divisi Kajian Kanopi diminati banyak anak jurusan Ilmu ekonomi, kemungkinan bagi aku untuk terpilih tidak besar. Oleh karena itu aku memutuskan bahwa tidak ada salahnya untuk mendaftar BOE sebagai cadangan, toh dari berbagai cerita Regina BOE juga memiliki Divisi Kajian seperti Kanopi di mana aku dapat menyalurkan minatku untuk menulis.

Salah satu cerita yang didapatkan dari satu semester selama di FEB UI adalah untuk bisa tetap survive di persaingan FEB UI yang ketat lingkaran pertemanan yang kuat sangatlah diperlukan. Salah satu tempat paling efektif untuk menemukan teman seperjuangan merupakan dengan menjadi bagian dari salah satu organisasi yang ada di FEB UI. 

Kanopi merupakan tujuan utamaku, BOE merupakan cadangan. Ketika mendaftar untuk menjadi bagian dari Kajian BOE aku terus terang tidak tahu apa itu BOE. Informasi yang aku miliki sebatas cerita dari Regina yang hanya menggambarkan BOE sebagai tempat seru di mana aku bisa menulis apa saja yang aku inginkan (berbeda dengan Kanopi yang kajiannya hanya seputar ekonomi) dan ingatanku terhadap majalah keren yang sempat aku lihat pada saat ospek.

Proses pendaftaran untuk menjadi Merpati Muda, panggilan BOE untuk staff baru mereka, tidaklah mudah. Setiap divisi memiliki tugasnya masing-masing, seperti calon staff divisi penerbitan yang harus membuat sebuah majalah dan calon staff divisi penelitian yang perlu untuk mengolah data. Aku sebagai staff kajian diperlukan untuk menulis 5 tulisan, yaitu Kajian Online, Topik Diskusi Publik, Topik Espresso, Esai Bebas, serta Output DKP dan FGD. Aku didorong untuk mencari tahu cara penulisan yang digunakan di BOE, contoh output, melakukan riset tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan divisi Kajian, dan semua itu diselesaikan dalam waktu yang tidak begitu lama.

Jujur dalam pembuatan tugas-tugas yang perlu disiapkan sebelum wawancara aku mengumpat dan mengutuk para pembuat tugas merasakan bahwa hal tersebut tidak manusiawi. Bagaimana seorang staff dapat menulis lima tulisan tersebut dalam jangka waktu yang pendek sambil tetap mengerjakan kegiatan kampus???

Walaupun begitu aku memaksakan diri agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan hingga akhirnya sampai di kesempatan bagiku untuk melakukan wawancara dengan para senior yang sudah menjadi bagian dari kajian BOE. Aku membayangkan bahwa wawancara akan berlangsung seperti wawancara organisasi atau kepanitiaan lainnya. Aku akan ditanyakan berbagai pertanyaan seputar siapa aku, apa SWOT aku (Strength, Weakness, Opportunity, Threats), dan berbagai pertanyaan yang sesuai dengan divisi yang aku ingin daftar. Namun aku kaget karena aku tidak siap untuk menjawab pertanyaan seputar agama, kehidupan, Roko’s Basilisk, hak transgender, apakah rawon itu soto, eugenics, dan berbagai pertanyaan filsafat lainnya.

Setelah wawancara yang berlangsung selama tiga jam, aku hanya bisa tersenyum lebar dalam perjalanan pulang. Aku tidak punya ekspektasi apa-apa terhadap BOE karena rencananya ini akan menjadi cadangan apabila aku tidak diterima di kajian Kanopi. Setelah wawancara tersebut aku merasa tidak ingin mendaftar kanopi lagi. Aku ingin menjadi bagian dari BOE.

Merpati Muda

Aku mengutuk Rama dan Milen yang telah menulis surat penolakan yang membuatku kehilangan motivasi selama seharian itu. Sebuah email yang dikirim beberapa jam sebelum pengumuman resmi dari BOE, sebuah kebiasaan kajian untuk menjahili para calon merpati mudanya dengan email yang menyatakan bahwa mereka belum bisa menerima. Karena memang, mereka baru bisa menerima nanti malam ketika pengumuman resmi. Berikut surat yang sampai ke aku.

Dear Yudhis,

Terima kasih banyak atas ketertarikan Anda untuk menjadi anggota Divisi Kajian, Badan Otonom Economica. Kami sangat menghargai antusiasme dan komitmen Anda dalam menjalankan seluruh rangkaian seleksi. Setelah menerima banyak sekali aplikasi pendaftaran yang menarik dan menjalankan diskusi yang hangat Namun, mengingat persaingat yang ketat, kami belum bisa menerima Yudhis sebagai anggota dari Divisi Kajian. 

Berdasarkan tugas magang dan wawancara, Yudhis memiliki wawasan yang luas. Yudhis juga memiliki kemampuan menyampaikan argumen yang baik. Namun, Yudhis perlu meningkatkan kemampuan untuk menghargai teman diskusi dan menghargai etika diskusi yang baik. Kami sangat mendorong Yudhis untuk terus mengembangkan diri dalam elegansi diskusi.

Kami harap ada banyak pembelajaran yang Yudhis dapatkan dari rangkaian seleksi ini. Jangan ragu untuk daftar lagi tahun depan dan mengikuti diskusi-diskusi kami yang akan datang. Semangat dan sukses selalu untuk studi dan karir Yudhis ke depan!

Salam kritis romantis!

Rama Vandika Daniswara

Divisi Kajian

Badan Otonom Economica

IT HURTS MAAAAAN!!! Aku berpikir keras berusaha untuk mengingat kejadian apa yang bisa membuat para senior berpikir bahwa aku perlu lebih menghargai teman diskusi dan etika diskusi. Sedih dan marah muncul di benak, namun semua itu luluh ketika namaku dipanggil ke depan untuk memperkenalkan diri sebagai staff muda divisi kajian Badan Otonom Economica.

Jujur, kalau harus menulis semua kejadian yang aku lakukan selama di BOE maka aku gak akan selesai menulis tulisan ini. Oleh karena itu, refleksi satu tahun di BOE ini akan dipercepat dengan cara membaginya menjadi satu-dua paragraf per acara yang aku urus.

Kajol dan Cerdat

Dengan itu mari mulai dengan tulisan yang aku tulis selama di BOE! Pada saat penulisan review ini aku telah menulis 2 (tiga) Kajian Online dan 1 (satu) Cerita Data. Ada dua Kajian Online yang aku tulis tahun ini. Tulisan pertama membicarakan tentang sistem pembelajaran jarak jauh dan potensinya untuk mendisrupsi kampus di Pembelajaran Online: Momentum Disruptivitas Teknologi dalam Pendidikan Tinggi sedangkan tulisan keduaku membicarakan tentang dunia yang semakin tidak pasti di We All Live in A House of Cards: A Vague Prophecy

Cerita Data yang aku tulis merupakan kolaborasi Divisi Kajian, Divisi Penelitian, dan Biro Desain dan Teknologi yang membicarakan tentang Covid-19 pada awal-awal masa pandemi di Maret yang lalu. Dengan judul Covid-19: Risiko, Efek, dan Langkah Penanggulangan, aku, Eja, Fadhel, dan Batrisyia mengkaji perkembangan Covid-19 di berbagai negara dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di Indonesia pada saat itu.

Diskusi Kayu Putih

Sebuah diskusi intens tentang berbagai topik yang lagi menarik untuk dibahas pada saat itu. Aku mendapatkan kesempatan untuk menjalankan dua diskusi, yang pertama merupakan diskusi tentang Pekerja Seks sedangkan yang kedua merupakan diskusi yang dilaksanakan bersama dengan Aliansi BEM Se-UI seputar pakta integritas yang perlu ditanda tangani oleh mahasiswa baru angkatan 2020. Acara tersebut merupakan salah satu acara online terbesar yang diadakan oleh Divisi Kajian, mendatangkan 1,800 orang di livestream youtube.

Diskusi Publik

Diskusi yang lebih besar dibandingkan Diskusi Kayu Putih, Diskusi Publik merupakan program kerja utama yang dikepalai oleh aku dan Eja. Karena kondisi pandemi, Diskusi Publik merupakan acara online pertama yang diadakan oleh Badan Otonom Economica sehingga kami meraba-raba bagaimana cara menyelenggarakan dan apa saja yang perlu disiapkan. Dengan topik Methodological Nationalism dan Kebebasan Akademik, kami mengundang Dr. Dave Lumenta, Ph.D dan Dr Yanuar Nugroho, Ph.D sebagai narasumber di diskusi yang seru namun sayangnya kurang panjang.

The 6th Espresso

Acara diskusi santai dari Divisi Kajian yang tahun ini menjadi lebih besar akibat tambahannya segmen acara baru yaitu seminar. Membawa tema Anonymous Court: The Invisible Law of Social Media, aku sebagai Ketua Divisi Acara bersama BPH acara Aina, Timothy, Cello, serta staff kami Rania berhasil menjalankan acara yang secara keseluruhan cukup baik. Walaupun banyak gesekan yang terjadi selama proses penyelenggaraan acara, banyak pelajaran yang dapat diambil agar Espresso tahun depan berjalan dengan lebih lancar.

Tim 11

Kegiatan yang paling berbeda dari yang lain, Tim 11 merupakan representasi dari semua divisi biro yang ada di BOE ditambah dengan Pengurus Inti yang sedang bertugas. Kami bertugas untuk melaksanakan proses pemilihan calon ketua umum tahun berikutnya, yang berisi menyiapkan berkas, mewawancara calon ketua umum yang baru, lalu menyerahkan kandidat terbaik yang dimiliki BOE kepada anggota untuk dipilih secara musyawarah.

A big hug to Hegar, Regi, Yumnaa, Ajeng, Rama, dan Abel yang telah bersama-sama menjadi representatif Tim 11 dari divisi biro masing-masing. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Pengurus Inti yang telah membimbing BOE selama satu tahun belakang ini.

Special Mention

Untuk semua anggota Kajian, sepatah dua patah kataku sudah aku tuliskan di DUDU PSDM. Namun untuk satu orang aku perlu memberikan sepatah dua patah kata karena tanpanya aku tidak akan ada disini.

Maria Regina Yovanka. If you are reading this, know that you have a friend for life and if you’re ever in a tight spot in the future I’ll do my best to help you, so remember this future Yudhis (I’m gonna regret this). Without Regina, I would never have had any interest in joining BOE, and would have never felt what I felt here. Not only did you help me mee twitch what I think is my home base in FEB UI, you also pulled me into various events and helped me make friends. I know you probably don’t think of this much, but do know that I would probably only know the kids in Kajian if it wasn’t for you. So to you I say thanks from the deepest part of my heart let me know if you’re ever in a tight spot k?

Penutup

Lalu seperti apa masa depanku di BOE? Mari kita lihat. Seperti yang aku katakan di review 2020, masa depan sangatlah tidak pasti sekarang dan aku hanya bisa merasakan kemana angin dunia membawa aku, sang merpati putih, terbang.

Related Posts