OASEKSPLORASI 2017 – SNORKELING & KAK OPAL

Pagi ini aku terbangun pukul enam kurang seperempat dengan semangat karena ketika briefing kemarin kami diberitahukan bahwa kegiatan snorkling dan bersih pantai akan dipercepat menjadi hari kedua. Sambil bebenah dan membangunkan Aza serta Ziel, aku sempat mengobrol dengan Ibu dan Kohar sambil makan sarapan nasi goreng yang lezat itu.

Hari Sebelumnya: Keberangkatan

Kami berkumpul pukul tujuh di dermaga utara, suasana pagi itu lumayan hangat tidak terlalu banyak awan berkumpul tapi matahari belum tinggi di langit. Sebagai pemandu kami hari ini ada tiga pembina dari Balai TNKpS, Pak Syafei, Kak Gozali, dan Pak Irsan. Menggunakan kapal sewaan kami ber-35 (23 eksplorer, 7 mentor, 3 pembina, dan 2 pengurus kapal) meninggalkan dermaga Pulau Harapan pada pukul setengah delapan untuk melakukan kegiatan bersih pantai di Pulau Kayu Angin Bira.

Kayu Angin Bira

Tujuan pertama kapal kayu ini adalah pulau Kayu Angin Bira, salah satu dari berbagai pulau yang berada di Daerah Inti Kecamatan Kepulauan Seribu. Daerah Inti adalah sebutan untuk pulau dan lautan yang hanya boleh digunakan untuk kegiatan edukasi, riset, dan monitoring. Untungnya ketika survey kemarin sudah dibicarakan oleh para mentor dan Kaysan telah membuat surat ijin untuk masuk dan melakukan kegiatan bersih pantai di Kayu Angin Bira.

Lokasi pulau Kayu Angin Bira tidak terlalu jauh dari dermaga, sekitar setengah jam perjalanan menggunakan kapal dan kami sampai di lokasi tujuan. Dari jauh aku bisa melihat tumpukan sampah yang berserakan di pasir putih pulau yang indah ini. Sambil menepi ke pantai, tepat di bawah kapal kami dapat melihat terumbu karang serta bulu babi berserakan di pasir.

Kegiatan kami di pulau Kayu Angin Bira adalah untuk melakukan pembersihan pantai dan melihat sarang penyu yang biasa bertelur di pulau ini. Seharusnya setiap kelompok membawa sebuah karung yang akan dipakai untuk menyimpan sampah, namun sayangnya di rumah inangku tidak ada karung maupun kantok plastik hitam maka aku menggunakan karung yang sudah disiapkan oleh para pembina.

Jenis sampah yang ada di pulau ini sangatlah beragam. Mulai dari styrofoam, kardus, botol, hingga tas dan sepatu pun ada. Tentu saja sama seperti yang aku pelajari sebelumnya di pulau Rambut, semua ini adalah sampah pulau Jawa yang mengapung sampai sini. Entah kenapa, hari ini aku dan Zaky sangatlah semangat untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya sampah hingga bisa mengumpul kan total 4 karung penuh.

Lubang Penyu

Waktu sudah mulai mendekati pukul sembilan ketika kami dipanggil oleh para pembina untuk berkumpul dan bersiap untuk kegiatan berikutnya: Penjelasan seputar penyu.

Tidak jauh dari tempat docking kapal, pembina mengantarkan kami menuju sebuah bekas lubang sarang penyu. Menurut informasi dari Pak Syafei, di pulau Kayu Angin Bira ada dua jenis penyu. Penyu Sisik yang karnivora dan Penyu Hijau yang herbivora. Kata beliau, musim bertelur penyu adalah mulai bulan Desember hingga April.

Kami juga diberitahu bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan oleh balai konservasi adalah untuk memindahkan telur penyu dari sini ke tempat yang lebih aman. Ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah penyu yang selamat masuk ke laut dan menghindari mereka dari predator-nya seperti burung dan biawak.

Snorkeling!!!

Setelah penjelasan seputar penyu selesai, kami lanjut berangkat menuju kegiatan yang sudah ditunggu-tunggu, SNORKELING!! Setelah beberapa sesi latihan cara menggunakan snorkel bersama Pak Nuraji dan Kak Ginting, kami akhirnya akan menggunakan kemampuan baru ini untuk melihat keindahan laut Indonesia (eciee).

Kami snorkeling di laut dekat pulau Kayu Angin Genteng yang boleh digunakan untuk wisata. Ketika melompat kedalam air kami bisa langsung melihat banyak ikan yang jaraknya sangat dekat dengan mata. Tidak jauh dibawah kami juga bisa melihat berbagai jenis koral dengan bentuknya yang unik.

Beruntung adalah ketika beberapa teman membawa kamera underwater, jadi akhirnya bagian ini ada fotonya dan bukan cuman cerita doang 😛 Walaupun kami menggunakan pelampung, tapi beberapa mencoba untuk menyelam untuk melihat koralnya lebih dekat, termasuk aku.

Main Pasir dan Masa Kecil Kurang Bahagia

Kami snorkeling selama sekitar dua jam. Langit sudah mulai panas dan perut sudah mulai berbunyi, maka kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Perak untuk makan siang dan katanya “snorkeling” lagi.

Sampai di pulau Perak kami makan ikan gulai dan kikil yang enaknya UENAAAK BANGET!! Mungkin sebenarnya gak terlalu enak tapi karena perut sudah lapar maka rasanya seperti surga banget. Tidak memakan waktu lebih lama lagi (get it, memakan?), kami yang sudah selesai makan langsung buru-buru ingin “snorkeling” lagi. Namun ternyata tempat snorkeling di pinggir pulau perak kurang enak, dan akhirnya semuanya pada memilih untuk main pasir selama tiga jam 😀 Ada dua cerita menarik dari kegiatan main pasir ini, dan dua-duanya ada sambungannya dengan mentor kesayangan kami semua, Kak Opal.

Cerita pertama adalah saat aku dan Atala sedang membuat sebuah negara diktator (pasir) yang ingin membuat dinding untuk memastikan para musuh (air) tidak masuk dan menghancurkan kota. Sambil membuat kota kami ini, ada beberapa saat ketika kami berdua tidak kuat untuk menjaga dinding pasir yang terus dihantam oleh ombak yang kuat. Pada saat-saat kelam ini, Kak Opal langsung duduk di depan dinding yang sedang diserang dan dengan gesit membantu kami untuk memperbaiki dinding tersebut.

Setelah negara sudah lumayan besar dan kami sudah tidak kuat untuk menjaganya lagi, kami memutuskan untuk menghancurkan kota bersama-sama agar tidak ada jejak negara diktator ini. Kak Opal pada awalnya agak kecewa melihat negaranya akan hancur, namun langsung setelah itu menjadi salah satu yang paling semangat untuk menghancurkannya. Terlihat sekali dari kegiatan ini Kak Opal sangat bahagia dan terlihat seperti masa kecilnya kurang bahagia 😛

Cerita kedua adalah setelah negara diktator hancur, Kak Opal pindah untuk ngerecokin kerjaan kelompok lain. Kali ini, Kak Opal ingin “membantu” Kak Andit yang sedang membuat sebuah underwater wedding. Di saat yang sama Kak Opal langsung membuat sebuah bentuk menggunakan pasir. Setelah selesai Kak Opal ditanya oleh Syifa:

Syifa: “Kak Opal lagi bikin apaan?”
Kak Opal: “Ini lagi bikin kodok laut”
Syifa: “Emang Ada kak?”
Kak Opal: “ada”
Syifa: “Kok bikinnya di tempat yang kak andit bikin wedding boong-boongan
Kak Opal: “Gak papa”
Syifa: “oohhh, aku ngerti. Kak Opal mau nikah sama Kodok Laut ya!!”
Kak Opal: “iya”

Semenjak kejadian itu Kak Opal menjadi terkenal sedang mencari “Kodok Laut”nya 😀

Bang Udin

Waktu menunjuk pukul 3 lewat sedikit ketika kami sampai kembali di Dermaga Pulau Harapan. Setelah membicarakan rencana sore ini dan mengembalikan pelampung, kami kembali ke rumah inang masing-masing untuk mandi dan bersiap melakukan eksplorasi sore.

Karena aku tidak menggunakan sunblock, badanku pulang-pulang dari Pulau Perak sakit-sakit. Juga karena kelelahan berenang untuk waktu yang lama, kami akhirnya memilih untuk mengobrol dan jajan di dekat gedung kelurahan.

Lokasi ini lumayan strategis karena menjadi penghubung seluruh pulau ke Dermaga Pulau Harapan dan RPTRA yang berada di daerah dermaga. Ada banyak jenis jajanan yang bisa ditemui di sini mulai dari Cilok, Bakso, Leker, hingga favorite dari anak-anak eksplorer, Cilung.

Dengan gerobak kecilnya, ada seorang pria bernama Udin. Bang Udin adalah seorang penjual Cilung yang sering berjualan di daerah ini. Sebenarnya yang membuat Bang Udin ini special dan menjadi favorite bukanlah jualannya sendiri, namun cara berbicaranya yang luwes dan kekinian. Dengan jawaban favoritnya jika ditanya apa itu Cilung? Jawabannya adalah:

“Acidigulungpaketelorterusdikasihabonterbuatdarirumputlautaslidengansambilabcasliyangsuperpedes”

Iya Bang Udin ngomongnya begitu tanpa spasi jadi membuat kami terkesan dan terkesima, membuat kami membeli dagangannya agar bisa mengobrol dengannya lebih lanjut.


Malam Itu malam pertama di mana kami bisa berbincang panjang lebar dengan Pak Bahari. Kami berbicara lumayan panjang tentang anak-anak yang sebelumnya pernah menginap di rumah beliau. Satu cerita yang selalu diulang-ulang terus adalah bahwa ada anak yang beratnya satu quintal tiga kilo dan dia makannya lahap sekali. Tentu saja malam di sini tidak komplit kalau belum menonton The Voice Kids Indonesia Battle Round malam ini, yaitu: Battle Round: Tim Tulus!

Related Posts