OASEKSPLORASI 2017 – GABUT DI PULAU

Terbangun dengan rasa sakit yang sangat, aku berusaha untuk bangun karena waktu sudah mendekati pukul enam pagi. Karena kemarin aku berenang tanpa sunblock maka seluruh tubuhku terasa sakit belum lagi karena berenang yang lumayan lama badan hari ini terasa sangat lah capek. Aku bergegas membangunkan Aza dan Ziel karena mereka berdua memiliki proyek khusus dan mereka harus mulai bekerja dari pagi.

Hari Sebelumnya: Snorkeling & Kak Opal

Sebenarnya hari ini aku tidak punya banyak target, karena sebenarnya board game ku sudah selesai (HAHAHAHAHAHA) dan aku tinggal menyerapi rasanya Pulau Harapan. Salah satu caranya adalah untuk mengikuti teman lain yang sedang wawancara lalu ikut 😛

Badan Sakit-Sakit

Ketika aku mau memulai perjalanan keliling ada dua hal yang selalu ada dibenakku, satu adalah nanti makan siang apa dan bagaimana tubuhku ini sakitnya minta ampun. Aku agak kesulitan untuk jalan dan bergerak banyak karena hampir setiap pergerakan menggesek kulit dan rasanya sangatlah nyeri.

Sebelum aku keluar rumah, tiba-tiba Syifa datang kerumah karena dia ingin melakukan wawancara ke ibu asuhku, Bu Umamah, seputar kegiatannya mendaur ulang sampah menjadi hasil karya. Syifa lumayan lama berbicara dengan Bu Umamah dna aku sendiri berbasa-basi di luar dengan bapak asuh Syifa yang mengantarnya. Setelah Syifa selesai mewawancara Bu Umamah, aku juga mulai melakukan perjalanan mengelilingi pulau sendiri.

Karena aku agak tepar dari kegiatan kemarin, aku agak loyo-loyo pada saat mengelilingi pulau. Tidak lama setelah berjalan aku bertemu dengan Zaky yang sedang duduk-duduk di dekat tempat pengolahan sampah. Kami berdua berbincang lumayan panjang seputar output dan perjalanan ini secara keseluruhan sebelum akhirnya Zaky harus pergi dan melanjutkan janjiannya dengan pengurus pembangunan yang sedang dikerjakan.

Melanjutkan perjalanan berkeliling, aku bertemu dengan orang kedua yang akan aku ikut yaitu Kaysan. Dia sedang dalam perjalanan untuk melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada di tempat pengolahan air.

Air RO

Kami sampai di tempat pengolahan air ketika para pengurus sedang mengisi beberapa batch terakhir untuk pagi ini. Di sana kami bertemu dengan Pak Ishak yang mengurus tempat pengolahan air payau menjadi air RO (Reverse Osmosis) dan menjadi air suling. Beliau menceritakan mereka menggunakan sumur dengan kedalaman 300 meter untuk mendapatkan air dan ketika kemarau mereka bisa memompa sekitar 7-8 ton air. Jumlah ini berkurang pada musim hujan menjadi 3-4 ton saja karena 30% penduduk masih menggunakan tadah hujan.

Aku dan Kaysan berbincang lumayan lama dengan Pak Ishak dan karena sangking serunya wawancara, kami berdua lupa foto bersama maupun foto keadaan ketika di tempat pengolahan. Padahal ini adalah sebuah hal penting karena output pilihan kaysan adalah untuk membuat sebuah buku menceritakan tentang air di Pulau Harapan.

Malam Terakhir

Selebihnya hari tidak terlalu penuh, aku lebih banyak melakukan tulisan refleksi dan melengkapkan jurnal yang tercecer kemarin sambil mengobrol dengan teman-teman di sebuah saung dekat dengan dermaga. Kami jajan lagi di tempat favorit kami namun sayangnya Bang Udin sedang ada keperluan maka dia tidak berjualan.

Mengingat bahwa ini sudah malam terakhir, sebuah pemikiran muncul di benakku untuk melakukan foto bersama sebagaimana kemarin ketika OASEksplorasi tahun lalu. Tahun ini aku sudah tidak mau menjadi photographer maka aku langsung mengajak teman-teman yang lain untuk foto walaupun sebenarnya belum lengkap semua ada disini.

Agak terharu juga aku melihat kembali foto ini, setelah semua persiapan yang kami lakukan, akhirnya terlihat sudah ujungnya. Kegiatan OASEksplorasi ini pasti akan terus dikenang kedepannya.

Related Posts